NO
|
KOMPONEN
|
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
|
Persiapan
Alat
1. Baki
berisi:
a. Cairan
infus yang diperlukan, perhatikan kejernihan, warna, nama dan waktu
kadaluwarsa.
b. Infus
set sesuai yang diperlukan perhatikan waktu kadaluwarsa.
c. Intravena
cathether (abocath).
d. Obat
desinfektan: alkohol 70%, bethadine solutio.
e. Lidi
kapas dan kassa steril pada tempatnya.
f. Torniquet.
g. Alat
untuk fiksasi: hepavix (plester yang direkomendasikan) dan gunting.
h. Salf
desinfektan (sesuai pesanan).
i.
Pengalas.
j.
Bengkok
k. Jam
tangan.
l.
Kertas label
2. Alat
pelindung diri:
3. Catatan
kontrol infus.
4. Tiang
infus.
5. Korentang.
Tahap
Pra Interaksi
1. Verifikasi
order.
2. Persiapan
diri perawat.
3. Persiapan
alat.
4. Persiapan
lingkungan, pastikan privacy klien terjaga.
Tahap
Orientasi
1. Berikan
salam terapeutik.
2. Klarifikasi
kontrak waktu.
3. Jelaskan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
4. Berikan
kesempatan klien untuk bertanya.
5. Persiapan
alat didekatkan klien.
Tahap
Kerja
1. Perawat
mencuci tangan.
2. Kenakan
yas dan masker.
3. Atur
posisi nyaman pasien.
4. Setting
cairan dengan set infus (perhatikan prinsip steril):
a. Periksa
kejernihan, warna dan nama serta waktu kadaluwarsa dari cairan infus.
b. Gantungkan
cairan pada tiang infus yang sudah disiapkan.
c. Periksa
set infus: sesuai order, perhatikan waktu kadaluwarsa.
d. Buka
set infus, klem ditutup, perhatikan selang infus (kearah cairan dan kearah
klien), buka penutup jarum kearah cairan, tusukkan ditempat yang sudah
ditentukan, isi tabung pengontrol ½ bagian.
e. Alirkan
cairan dengan membuka klem dan pastikan selang infus bebas dari udara sampai
ke ujung jarum, baru tutup jarum dibuka (untuk meyakinkan agar udara tidak
ada sampai ke ujung jarum).
f. Klem
ditutup kembali, gantung selang infus pada tiang infus.
5. Tentukan
tempat penusukan.
6. Kenakan
sarung tangan.
7. Pasang
pengalas dibawah tempat yang akan ditusuk.
8. Pasang
torniquet 10 – 12 cm arah proksimal dari area yang akan ditusuk.
9. Pastikan
vena tampak dengan jelas b/p raba vena yang akan ditusuk.Lakukan desinfeksi
pada area yang akan ditusuk menggunakan lidi kapas alkohol – bethadine
solusio – alkohol, dengan arah melingkar atau memanjang dari arah dalam
keluar, sampai area seluas 5cm, tunggu sampai mengering.
10.
Tusukan jarum infus/ abocath/ venflon
ke dalam vena yang telah ditentukan, dengan cara:
a.
Buka tutup jarum.
b.
Pegang jarum dengan posisi 200–
300 sejajar vena, bevel menghadap keatas , tusuk vena perlahan dan
pasti. Jika jarum tepat mengenai vena, darah akan masuk melalui lubang jarum.
c.
Rendahkan posisi jarum sejajar kulit,
tarik mandrin sedikit, lalu dorong jarum masuk kedalam vena.
d.
Lepaskan torniquate, hubungan selang
infus dengan abocath/ venflon yang telah dipasang, kemudian alirkan cairan
infus dengan membuka klem pada selang infus.lah diberi salf antiseptik.
11. Fiksasi
abocath/ venflon/ jarum sedemikian rupa mengunakan plester atau hepavix,
dengan sebelumnya tutup luka tusuk menggunakan kasa steril
12. Atur
tetesan infus sesuai dengan program pengobatan.
13. Lepas
sarung tangan.
14. Pasang
label, tulis tanggal pemasangan.
15. Rapikan
alat – alat.
16. Lepaskan
yas dan masker.
17. Perawat
cuci tangan.
Tahap
terminasi
1. Evaluasi
respon pasien.
2. Simpulkan
hasil kegiatan.
3. Berikan
pesan.
4. Kontrak
waktu selanjutnya.
Dokumentasikan
1. Nama
klien.
2. Jenis
cairan.
3. Jumlah
tetesan dalam satu menit.
4. Botol
keberapa.
5. Respon
klien.
Sikap
1. Teliti.
2. Empati.
3. Peduli.
4. Sabar.
5. Sopan.
|
ATRESIA ANI A. PENGERTIAN 1. Atresia ani, disebut juga anus imperforata merupakan suatu kelainan malformasi kongenital dimana terjadi ketidaklengkapan perkembangan embrionik pada bagian anus atau tertutupnya anus secara abnormal atau dengan kata lain tidak ada lubang secara tetap pada daerah anus (Hidayat, 2008). 2. Atresia Ani / Atresia Rekti adalah ketiadaan atau tertutupnya rectal secara congenital (Dorland, 1998). 3. Malformasi anorektal atau sering disebut juga dengan anus imperforata adalah malformasi kongenital dimana rektum tidak mempunyai lubang luar (Wong, 1996). 4. Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforata meliputi anus, rektum, atau batas di antara keduanya (Betz, 2002). 5. Atresia ani merupakan kel...
Comments
Post a Comment